HARYO PRAMOE, chef yang satu ini wajahnya sudah tak asing lagi di mata masyarakat. Dia kerapkali muncul dalam acara masak-memasak di berbagai stasiun televisi, antara lain, mengisi acara foodtastic di Antv, Sendok Garpu di Jak TV, Seleb Masak di Global TV, serta beberapa episode di Dorce Show.

Dia mungkin agak berbeda dari chef-chef lainnya. Menjadi cucu seorang Menteri Perekonomian di Era Soekarno, Sumanang membekaskan jiwa nasionalisme yang cukup kuat dalam dirinya.

“Memasak adalah fondasi kemandirian suatu bangsa. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang warga negaranya bisa memasak. Orang yang mandiri, pasti bisa masak.” Begitulah dasar pemikirannya.

Cita-citanya pun sedikit unik. Pria kelahiran 8 Maret 1975 ini bercita-cita membuat anak Indonesia setidaknya bisa memasak tiga jenis masakan Indonesia. Menurut dia, anak-anak Indonesia harus diajarkan kembali ke dapur, dan tidak bergantung dengan pembantu saja.

Tak hanya itu. Satu lagi cita-cita yang sangat ingin diwujudkan. “Saya sangat ingin bertemu dan sowan dengan Pak SBY (Presiden Soesilo Bambang Yodhoyono-Red) . Saya ingin berdiskusi dengan beliau mengenai potensi kuliner dan pariwisata di Indonesia,” ujarnya penuh harap.

Dia ingin membawa nama bangsa melalui masakan. Masakan asing sudah banyak masuk dan dikenal. Amerika dengan makanan fast food-nya, Italia dengan pasta, Jepang dengan sushi-nya. “Masak Indonesia malah memasak spaghetti? Kita kan punya rendang, sayur lodeh, dan berbagai masakan lainnya,” ujarnya.

Dia ingin orang Indonesia bangga dan mempertahankan tradisi masakan nusantara yang begitu beragam. Masyarakat jangan terlalu sering mengkonsumsi fast food, yang tinggi kandungan garam dan lemak. Dan, mulailah ke dapur dan memasak slow food.

“Setidaknya, jika kita masak sendiri, kita akan tahu kebutuhan dan kondisi gizi serta nutrisi dalam masakan kita,” ungkap ayah dari seorang anak laki-laki berusia 1,5 tahun ini.

Tangan boleh penuh tattoo, namun mengenai pengetahuan, jangan pernah meremehkannya. Haryo seorang yang sangat gemar membaca. Selain memasak, dia akan menghabiskan waktu bersama keluarga dan (tentu saja) membaca buku.

“Buku adalah makanan saya setiap saat,” ujarnya bercerita mengenai kegemarannya ini. Dia sangat suka dengan buku-buku politik, seperti Di Bawah Bendera Revolusi.

Dari buku-buku yang dibaca, dia menemukan fakta bahwa orang besar pun memiliki hobi memasak. Contohnya saja, Sultan Hamengku Buwono 9. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Sultan keraton ini memiliki hobi memasak dan memiliki peralatan masak-memasak yang lengkap.

Haryo memiliki banyak sekali pengalaman hidup yang tak disangka-sangka. Dia pernah berpetualang menjelajahi berbagai negara dan merasakan berbagai jenis pekerjaan.

Dulu, ketika masih remaja dia selalu berangan bisa menjelajahi dunia. “Ya Allah, saya ingin melihat dunia,” demikian doanya saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata doanya terwujud. Dia bisa pergi ke berbagai negara, walaupun harus merasakan beratnya bekerja di negeri orang.

Dari memasak, menjadi tukang bersih-bersih rumah, bekerja di pabrik, hingga menjadi perawat orang jompo dan penderita alzheimer, pernah dilakukan saat tinggal di luar negeri.

Khusus pengalaman masak-memasak pun sudah tak perlu diragukan. Dia pernah bekerja di Indrapura, sebuah restoran Indonesia yang berada di Kota Amsterdam,

Hilton Schipol yang mengadakan Asian Food Festival yang berlangsung selama tiga hari. Lalu, Registry Resort Florida sebagai Manager on Development dan Hotel Hyatt Colorado, di sana Haryo berhasil mencetak rekor best selling ribs. Namun, dia kemudian dipecat karena masuk ilegal.

Dia juga pernah menciptakan berbagai jenis makanan yang mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari warga Belanda. Antara lain, Lautan Cinta, seafood salad dengan kuah mpek-mpek, Es Krim Sereh, Es Krim Bawang Putih dan juga Es Krim Bunga Mawar.

Saat ini Haryo sedang sibuk mengurusi Kedai Iga Bakar Sendok Garpu miliknya, yang terletak di Bintaro Trade Center Sektor VII. Dia akan membuat program kuliner ‘Icip-icip‘diproduser i oleh Djaka Legawa bekerja sama dengan TV3 Malaysia.

“ Saya ingin menjalin kembali hubungan persahabatan Indonesia-Malaysia yang sedang retak, melalui kuliner.” (Astri Istiana Ihsan)

Jurnal Nasional

WISATA
Jakarta | Sabtu, 09 Feb 2008